BAB 1
PENDAHULUAN
A. JUDUL
PENINGKATAN PEMAHAMAN PKN MATERI
SISTEM PEMERINTAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING PADA SISWA KELAS IV SDN SIDOREJO MAGETAN TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
Kewarganegaraan sangatlah penting karena ilmu ini berhubungan dengan cara
mencari tahu mengenai kehidupan bermasyarakat, Pendidikan Kewarganegaraan
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari berbagai
pengetahuan yang berhubungan dengan sistem pemerintahan. Untuk mendidik siswa
agar lebih baik, guru harus mau memperbaiki cara mengajarnya. Guru harus mampu
menyesuaikan metode mengajarnya dengan tuntutan situasi. Di dalam melaksanakan
tugasnya, seorang guru harus mampu menggunakan media pembelajaran dan strategi
belajar mengajar dengan baik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.Sekarang ini kebanyakan guru
belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kebanyakan masih
menggunakan metode ceramah, khususnya pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, sehingga proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan
tidak ada interaksi antara kedua belah pihak.
Jadi proses pembelajaran kurang menyenangkan karena siswa hanya
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat mengakibatkan
rendahnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Berdasarkan
faktor penyebab kesulitan siswa dalam pemahaman materi sistem pemerintahan di atas, maka diperlukan suatu tindakan untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran di kelas
IV SDN Sidorejo Magetan. Upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, para siswa
diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing.
Pembelajaran dengan model kooperatif tipe
Bamboo Dancing sangat baik digunakan
untuk mengajarkan berkaitan informasi-informasi awal guna mempelajari materi
selanjutnya. Dengan menggunakan model kooperatif tipe Bamboo Dancing diharapkan terjadi pemerataan informasi atau
topik yang diketahui oleh siswa. Model kooperatif tipe Bamboo Dancing tentunya sangat bermanfaat guna pembelajaran di kelas
agar lebih variatif sehingga tidak membosankan siswa. Berdasarkan hal tersebut
maka tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui peningkatan pemahaman materi sistem pemerintahan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo
Dancing pada siswa kelas IV SDN Sidorejo
Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013.
C. RUMUSAN MASALAH
·
Apakah pembelajaran kooperatif tipe
bamboo dancing dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada materi sistem
pemerintahan?
D. TUJUAN PENELITIAN
·
Meningkatkan pemahaman materi sistem
pemerintahan melalui pemebelajaran kooperatif tipe bamboo dancing.
E. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi
Siswa
Siswa akan lebih aktif, kreatif, merasa
senang, dan kemampuannya dalam memahami sistem pemerintahan meningkat.
b. Bagi
Guru
Guru-guru dimungkinkan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing.
c. Peneliti
Lain
Dapat menjadikan inspirasi bagi peneliti lain
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1.
Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik
dengan hubungan antar warga negara dengan Negara serta pendidikan pengetahuan
bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara. Tiga ciri khas yang dimiliki mata pelajaran PKn, yakni meliputi
pengetahuan, keterampilan dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut
merupakan bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan
multidimensional yang memadai untuk menjadi warga negara yang baik. Adapun isi
dari pengetahuan (body of knowledge) dari mata pelajaran PKn diorganisasikan
secara interdisipliner dari berbagai disiplin ilmu ilmu sosial seperti ilmu
politik, hukum, tata negara, psikologi dan berbagai kajian lainnya yang berasal
dari kemasyarakatan, nilai-nilai budi pekerti dan hak asasi manusia dengan
penekanan kepada hubungan antar warga negara dan warga negara, warga negara dan
pemerintah negara, serta warga negara dan warga dunia.
2.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih
luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk–bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Pembelajaran
dengan metode bamboo dancing sangat baik digunakan untuk mengajarkan berkaitan
informasi - informasi awal guna mempelajari materi selanjutnya.
Dengan menggunakan metode bamboo
dancing diharapkan terjadi
pemerataan informasi atau topik yang diketahui
oleh siswa. Metode bamboo dancing tentunya sangat bermanfaat guna pembelajaran
di kelas agar lebih variatif sehingga tidak membosankan siswa.
Adapun
langkah-langkah metode pembelajaran bamboo
dancing adalah sebagai
berikut :
1.
Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Pada tahap
ini guru dapat menuliskan topik atau melakukan tanya jawab kepada siswa
berkaitan dengan pengetahuan peserta didik tentang topik yang diberikan.
Langkah ini perlu dilakukan agar siswa lebih siap menghadapi materi yang baru.
2. Guru
membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Misalkan jika dalam kelas terdapat 40
anak , maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang.
3. Pada
kelompok besar 20 orang, kemudian dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 10
orang diatur yang saling berhadap-hadapan dengan 10 orang yang
lainnya, dengan posisi berdiri. Pasangan ini disebut dengan pasangan awal.
4. Kemudian
guru membagiakn topik yang berbeda-beda kepada masing-masing pasangan untuk
didiskusikan. Dalam langkah ini guru memberi waktu yang cukup agar materi yang
didiskusikan benar-benar dipahami siswa.
5. Usai
berdiskusi , 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang yang
berdiri berjajar saling berhadapa itu bergeser mengikuti arah jarum jam .
Dengan cara ini tiap-tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan saling
berbagi informasi yang berbeda, demikian seterusnya. Pergerakan searah jarum
jam baru berhenti ketika peserta didik kembali ke tempat asalnya. Gerakan
saling bergeser dan berbagai informasi inilah menyerupai gerakan
pohon bamboo yang menari-nari.
6. Hasil
diskusi di tiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan kepada
seluruh kelas. Guru memfalitasi terjadinya intersubyektif, dialog
interaktif, tanya jawab dan sebagainya. Melalui kegaiatan ini dimaksudkan agar
pengetahuan hasil diskusi oleh tiap-tiap kelompok besar dapat diobyektifkan dan
menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.
Metode ini tampaknya
sangat bermanfaat guna membangun kebersamaan antar siswa. Dalam metode ini
tidak terjadi persaingan , siswa saling berbagi informasi . Diskusi antar siswa
terjadi pada saat berpasangan dan pada saat presentasi topik
pelajaran. Hal ini sangat bermanfaat guna mengaktifan siswa.
Sayangnya pada metode
ini jika dibentuk kelompok besar guru harus menyiapkan topik yang
banyak juga. Topik yang terlalu banyak juga akan berakibat pada pada saat
diskusi membutuhkan waktu yang relatif lama.
Tampaknya pemanfaatan
metode ini perlu modifikasi pada saat pelaksanaannya. Pada mata pelajaran
tertentu penggunaan metode ini relatif sulit. Misalkan matematika, yang akan
mempelajari materi awal berkaitan dengan notasi , fakta dan konsep yang
tentunya tidak bisa digunakan dengan metode diskusi. Namun demikian tentunya
metode ini layak dicoba agar pembelajaran lebih bervariatif dan tidak
membosankan.
B.
HIPOTESIS
TINDAKAN
Pembelajaran dengan
kooperatif tipe bamboo dancing dapat meningkatkan pemahaman materi sistem
pemerintahan pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Magetan.
BAB
III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A.
Setting
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN
Sidorejo Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan di kelas
IV SDN Sidorejo, dengan subjek siswa kelas IV sebanyak 28 siswa yang terdiri
dari 18 wanita dan 10 pria.
B.
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan
Penelitian tindakan Kelas (PTK) dengan rancangan:
Siklus 1
·
Perencanaan
·
Pelaksanaan tindakan dan Observasi
·
Refleksi
Apabila
siklus 1 belum memperoleh hasil maka dilakukan penelitian siklus 2 dengan
tahapan siklus seperti siklus 1.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2005, Penelitian
Tindakan Kelas, Materi Diklat, Jakarta: Depdiknas, Ditjen Dikdasmen, Direktorat
Tenaga Kependidikan
No comments:
Post a Comment