Sunday, January 6, 2013

PROPOSAL PTK



BAB 1
PENDAHULUAN
A.     JUDUL
PENINGKATAN PEMAHAMAN PKN MATERI SISTEM PEMERINTAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING PADA SISWA KELAS IV SDN SIDOREJO MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Kewarganegaraan sangatlah penting karena ilmu ini berhubungan dengan cara mencari tahu mengenai kehidupan bermasyarakat, Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan sistem pemerintahan. Untuk mendidik siswa agar lebih baik, guru harus mau memperbaiki cara mengajarnya. Guru harus mampu menyesuaikan metode mengajarnya dengan tuntutan situasi. Di dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru harus mampu menggunakan media pembelajaran dan strategi belajar mengajar dengan baik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.Sekarang ini kebanyakan  guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kebanyakan masih menggunakan metode ceramah, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan tidak ada interaksi antara kedua belah pihak.  Jadi proses pembelajaran kurang menyenangkan karena siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Berdasarkan faktor penyebab kesulitan siswa dalam pemahaman materi sistem pemerintahan  di atas, maka diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran di kelas IV SDN Sidorejo Magetan. Upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
 Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Bamboo Dancing  sangat baik digunakan untuk mengajarkan berkaitan informasi-informasi awal guna mempelajari materi selanjutnya. Dengan menggunakan model kooperatif tipe  Bamboo Dancing  diharapkan terjadi pemerataan informasi atau topik yang diketahui oleh siswa. Model kooperatif tipe  Bamboo Dancing tentunya  sangat bermanfaat guna pembelajaran di kelas agar lebih variatif sehingga tidak membosankan siswa. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini untuk  mengetahui peningkatan pemahaman materi sistem pemerintahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe  Bamboo Dancing  pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013.

C.     RUMUSAN MASALAH
·               Apakah pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada materi sistem pemerintahan?

D.    TUJUAN PENELITIAN
·               Meningkatkan pemahaman materi sistem pemerintahan melalui pemebelajaran kooperatif tipe bamboo dancing.

E.     MANFAAT PENELITIAN
a.       Bagi Siswa
Siswa akan lebih aktif, kreatif, merasa senang, dan kemampuannya dalam memahami sistem pemerintahan meningkat.
b.      Bagi Guru
Guru-guru dimungkinkan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing.
c.       Peneliti Lain
Dapat menjadikan inspirasi bagi peneliti lain





BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.   KAJIAN PUSTAKA
1.             Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan hubungan antar warga negara dengan Negara serta pendidikan pengetahuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Tiga ciri khas yang dimiliki mata pelajaran PKn, yakni meliputi pengetahuan, keterampilan dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut merupakan bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi warga negara yang baik. Adapun isi dari pengetahuan (body of knowledge) dari mata pelajaran PKn diorganisasikan secara interdisipliner dari berbagai disiplin ilmu­ ilmu sosial seperti ilmu politik, hukum, tata negara, psikologi dan berbagai kajian lainnya yang berasal dari kemasyarakatan, nilai­-nilai budi pekerti dan hak asasi manusia dengan penekanan kepada hubungan antar warga negara dan warga negara, warga negara dan pemerintah negara, serta warga negara dan warga dunia.

2.         Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk–bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Pembelajaran dengan metode bamboo dancing sangat baik digunakan untuk mengajarkan berkaitan informasi - informasi awal guna mempelajari materi selanjutnya. Dengan menggunakan metode bamboo dancing diharapkan terjadi pemerataan informasi atau topik yang  diketahui oleh siswa. Metode bamboo dancing tentunya sangat bermanfaat guna pembelajaran di kelas agar lebih variatif sehingga tidak membosankan siswa.

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran bamboo dancing adalah sebagai berikut  :

1.      Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Pada tahap ini guru dapat menuliskan topik atau melakukan tanya jawab kepada siswa berkaitan dengan pengetahuan peserta didik tentang topik yang diberikan. Langkah ini perlu dilakukan agar siswa lebih siap menghadapi materi yang baru.
2.       Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Misalkan jika dalam kelas terdapat 40 anak , maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang.
3.       Pada kelompok besar 20 orang, kemudian dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 10 orang  diatur yang saling berhadap-hadapan dengan 10 orang yang lainnya, dengan posisi berdiri. Pasangan ini disebut dengan pasangan awal.
4.       Kemudian guru membagiakn topik yang berbeda-beda kepada masing-masing pasangan untuk didiskusikan. Dalam langkah ini guru memberi waktu yang cukup agar materi yang didiskusikan benar-benar dipahami siswa.
5.       Usai berdiskusi , 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang  yang berdiri berjajar saling berhadapa itu bergeser mengikuti arah jarum jam . Dengan cara ini tiap-tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan saling berbagi informasi yang berbeda, demikian seterusnya. Pergerakan searah jarum jam baru berhenti ketika peserta didik kembali ke tempat asalnya. Gerakan saling bergeser dan berbagai informasi inilah menyerupai  gerakan pohon bamboo yang menari-nari.
6.       Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan kepada seluruh  kelas. Guru memfalitasi terjadinya intersubyektif, dialog interaktif, tanya jawab dan sebagainya. Melalui kegaiatan ini dimaksudkan agar pengetahuan hasil diskusi oleh tiap-tiap kelompok besar dapat diobyektifkan dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.
Metode ini tampaknya sangat bermanfaat guna membangun kebersamaan antar siswa. Dalam metode ini tidak terjadi persaingan , siswa saling berbagi informasi . Diskusi antar siswa terjadi pada saat berpasangan dan pada saat   presentasi topik pelajaran. Hal ini sangat bermanfaat guna mengaktifan siswa.
Sayangnya pada metode ini jika dibentuk kelompok besar guru harus menyiapkan  topik yang banyak juga. Topik yang terlalu banyak juga akan berakibat pada pada saat diskusi membutuhkan waktu yang relatif lama.
Tampaknya pemanfaatan metode ini perlu modifikasi pada saat pelaksanaannya. Pada mata pelajaran tertentu penggunaan metode ini relatif sulit. Misalkan matematika, yang akan mempelajari materi awal berkaitan dengan notasi , fakta dan konsep yang tentunya tidak bisa digunakan dengan metode diskusi. Namun demikian tentunya metode ini layak dicoba agar pembelajaran lebih bervariatif dan tidak membosankan.

B.       HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran dengan kooperatif tipe bamboo dancing dapat meningkatkan pemahaman materi sistem pemerintahan pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Magetan.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.     Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Sidorejo Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Sidorejo, dengan subjek siswa kelas IV sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 18 wanita dan 10 pria.

B.     Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian tindakan Kelas (PTK) dengan rancangan:
Siklus 1
·        Perencanaan
·        Pelaksanaan tindakan dan Observasi
·        Refleksi
Apabila siklus 1 belum memperoleh hasil maka dilakukan penelitian siklus 2 dengan tahapan siklus seperti siklus 1.
Teknik pengumpulan data yang digunakan:
1.      Observasi
2.      Wawancara
3.      Dokumentasi


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2005, Penelitian Tindakan Kelas, Materi Diklat, Jakarta: Depdiknas, Ditjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan

No comments:

Post a Comment